Ju Jitsu

Foto Anggota Ju Jitsu Kyu 7 dan 6 Pada Saat Gasshukku 2013

Ju Jitsu Gresik

Foto Anggota Ju Jitsu SMAN 1 Manyar yang mengikuti Kegiatan Gasshukku 2013

Ju Jitsu Gresik

Foto Anggota Ju Jitsu Gresik tingkat Kyu 7 yang mengikuti Gasshukku 2013

Ju Jitsu Gresik

Bantingan Ugoshi yang diperagakan Waldon ( atas ) dan Dimas Hakim Tejo ( Bawah ) pada saat Gashukku 2013

Ju Jitsu Gresik

Foto Anggota Ju Jitsu Gresik dengan gaya Cucok Permanen pada saat Gasshukku 2013

Minggu, 06 Oktober 2013

INTSTITUT JU-JITSU INDONESIA

INTSTITUT JU-JITSU INDONESIA







Semoga thread ini bisa dijadikan wadah untuk saling bersilaturahmi antar jujitsan IJI.OSH!



sedikit sejarah quotes dari Wikipedia

Salah satu perguruan Jujutsu di Indonesia yang cukup sukses dan berhasil memiliki anggota dalam jumlah besar adalah dari aliran Kyushin Ryu. Jiu-Jitsu aliran "Kyushin Ryu" yang kabarnya masuk ke Indonesia pada masa pergolakan Perang Dunia II (1942) di bawa oleh seorang tentara Jepang yang bernama Ishikawa. Karena itu Jiu-jitsu Indonesia (skrg. IJI-Institut Jiu-Jitsu Indonesia) dikenal dengan aliran I Kyushin Ryu.



Ishikawa kemudian mewariskan ilmunya kepada R. Sutopo (seorang ahli Silat dari BANTAR ANGIN Ponorogo) yang kemudian diturunkan kepada kelima muridnya yaitu Drs. Firman Sitompul(Dan X),Prof. Irjen(Pol)Drs. DPM Sitompul, SH, MH(Dan X), Drs. Heru Nurcahyo (Dan VIII), Drs. Bambang Supriyanto (Dan VI), dan Drs. Heru Winoto (Dan V).

[CENTER]
Hanshi heru Nurcaho

[CENTER]


Depan dari kiri duduk : Wasis (GO DAN), Hansei Heru Nurcahyo, Suwandi (GO DAN). Berdiri dari kiri : Pelatih, Agus, Hariyanto, Sugianto, M. Nuh, Sarwandi, Harmudi


Kelima murid inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya Jiu-Jitsu aliran IJI di Indonesia. Salah satu penerusnya adalah Drg. Poul DH Sitompul, M.M (Dan IV) yang langsung belajar dari kedua pamannya (Drs. Firman Sitompul, Dan X dan Prof. Irjen. Drs DPM Sitompul, SH., MH., Dan X)Perguruan IJI hanya mengajarkan aliran Ju-Jitsu hasil karya Raden Sutopo dan tidak mengajarkan aliran Ju-Jitsu lainnya. Sedangkan ilmu warisan dari Master Ishikawa yang sesuai bentuk aslinya diajarkan di perguruan PORBIKAWA yang sekarang masih eksis di Surabaya.

Untuk mengembangkan Jiu-Jitsu hasil karya Bp. Sutopo ini ke seluruh Indonesia maka kemudian pusat pengembangan Ju-Jitsu dipindahkan ke Jakarta. Di sinilah dibentuk suatu organisasi resmi dan berbadan hukum yang bernama " Institut Jiu-Jitsu Indonesia " disingkat " IJI ", tepatnya tanggal 8 Desember 1981.

Pada tahun itu juga saat diadakan demonstrasi bela diri Jiu-Jitsu aliran IJI di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Jiu-Jitsu Indonesia aliran IJI berhasil mendapatkan surat penghargaan dari staf Kedutaan Besar Jepang, Mr. Keiji Iwasaki & Mr. Yuji Hamada.

Hingga saat ini Jiu-Jitsu aliran IJI telah masuk di POLRI dan juga di berbagai kesatuan militer seperti KOPASSUS, KOSTRAD, PASPAMPRES, MARINIR dll. Jiu-Jitsu juga dikembangkan di sekolah-sekolah, instansi-instansi pemerintah maupun swasta dan juga di perguruan tinggi.

Menurut para praktisi Jiu-Jitsu aliran IJI ini, Secarah harfiah kata Jiu atau Ju didalam IJI berarti lentur atau fleksibel dan kata Jitsu atau Jutsu berarti teknik atau cara/metode. Maka Ju-Jitsu berarti bela diri yang fleksibel. Jiu-Jitsu IJI karena merupakan kombinasi bermacam-macam teknik dari berbagai sumber, maka ajarannya pun beragam; ada teknik keras ada juga teknik lembut/halus, ada teknik menyerang ada teknik bertahan, ada teknik menggunakan kekuatan fisik ada pula dengan tenaga dalam dan pernafasan, serta banyak teknik tangan kosong dan teknik menggunakan senjata. Apalagi para anggota IJI jika sudah mencapai sabuk hitam maka dianjurkan untuk meriset/mengembangkan sendiri teknik-teknik dasar IJI, termasuk juga dapat mengambil teknik dari beladiri lain, sehingga memperkaya perbendaharaan teknik di IJI.

Intinya Jiu-Jitsu versi IJI menghalalkan segala cara agar dapat menguasai lawan. Sehingga dapat dikatakan bahwa Jiu-Jitsu versi IJI adalah teknik bertarung bebas, jadi bukanlah sport. Akan tetapi dalam masa modern ini Jiu-Jitsu IJI juga mulai marak menggiatkan Sport Jiu-Jitsu sehingga muncul banyak sekali even-even pertandingan Ju-Jitsu IJI yang berskala Nasional. Oleh karena itu, IJI adalah pelopor pertandingan Sport Ju-Jitsu di Indonesia, yaitu pertandingan internal IJI sendiri (tidak diikuti oleh perguruan lain) dengan peraturan yang hanya berlaku untuk anggota IJI.

Adalah lazim bagi perguruan-perguruan Jujutsu yang independen untuk membuat peraturan pertandingan sendiri, karena belum ada badan dunia yang secara aklamasi dipilih oleh semua perguruan Jujutsu untuk mensyahkan peraturan yang disepakati bersama. Bahkan di negara-negara besar di dunia Internasional menggunakan standar nasionalnya masing-masing, misalnya di Amerika antara lain menggunakan standar American Jujutsu Association [www.americanjujitsuassociation.org] sedangkan di Eropa antara lain menggunakan standard European Budo Council [3]. Namun sejak tahun 1998 sudah mulai ada kemajuan yang signifikan dengan berdirinya Ju-Jitsu International Federation (JJIF).



[CENTER]JU-JITSU INDONESIA I-KYUSHIN – RYU



I. ILMU DASAR :
1. Tehnik Pengorbanan Bawah(cara jatuh) - Ukemi Waza
2. Tehnik Kuda – kuda - Fuddodachi
3. Tehnik Memukul – Suto Ricki
4. Tehnik Menangkis - Uke Waza
5. Tehnik Menendang - Keri Waza
6. Tehnik Melempar - Nage Waza
7. Tehnik Mengunci - Kanzetsu Waza
8. Tehnik Pembelaan Diri - Goshin Jutsu
9. Tehnik Pernafasan / Tenaga Dalam - Ki Waza
10. Tehnik Ketahanan Tubuh - Junbi Undo
II. KWALIFIKASI JU-JITSU
1. Kyu 6 - Sabuk Putih - Rokkyu
2. Kyu 5 - Sabuk Kuning - Gokyu
3. Kyu 4 - Sabuk Hijau - Yonkyu
4. Kyu 3 - Sabuk Oranye - Sankyu
5. Kyu 2 - Sabuk Biru - Nikkyu
6. Kyu 1 - Sabuk Coklat - Kkyu
7. Dan 1 - Sabuk Hitam – Ikdan
8. Dan 2 - Sabuk Hitam - Nikdan
9. Dan 3 - Sabuk Hitam – Sandan
10. Dan 4 - Sabuk Hitam – Yondan
11. Dan 5 - Sabuk Hitam – Godan
12. Dan 6 - Sabuk Merah Garis Putih - Rokydan
13. Dan 7 - Sabuk Merah Garis Putih – Sichidan
14. Dan 8 - Sabuk Merah Garis Putih – Hichidan
15. Dan 9 - Sabuk Merah - Kyudan
16. Dan 10 – Sabuk Merah – Judan

III. ETIKA PERGURUAN JU-JITSU
1. Murid dipanggil : Ju-Jitsan
2. Guru/Pelatih dipanggil :
a. Sensei untuk –> Ikdan, Nidan, Sandan
b. Sei Han untuk –> Yondan, Godan
c. Han sei untuk —> Rokydan s.d. Judan

3. Baju Latihan disebut : Ju Jitsu Ki

4. Upacara Tradisi Perguruan – Ricki Undo Jutsu

5. Sumpah Ju-Jitsu :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Taat kepada orang tua
c. Sanggup menjada nama baik Ju-jitsu
d. Bersifat satria dan jujur
e. Taat kepada pelatih

6. Semboyan Ju-Jitsu
a. Berlatih Ju Jitsu demi kemanusiaan
b. Tidak boleh sombong
c. Melindungi yang lemah dipihak yang benar
d. Ju Jitsu digunakan dalam keadaan terpaksa
e. Dalam latihan tidak ada tawa dan tangis

OSH!

Ju Jitsu Dojo SMAN 1 Manyar SMANEMA

JU JITSU DOJO SMAN 1 Manyar ( SMANEMA )

SEKRETARIAT : 
SMA Negeri 1 Manyar
JLN. Kayu Raya , Pongangan, Gresik , Jawa Timur, Indonesia

CONTACT PERSON :
SUGENG (+62.8563094748)
SUKRON (+62.85648491822)
DARMA (+62.83857055712)

JADWAL LATIHAN RUTIN :
JUM'AT PUKUL 15.30 - 17.30 WIB
SABTU PUKUL 15.30 - 18.00 WIB
Facebook Ju Jitsu SMAN 1 Manyar
Twitter Ju Jitsu SMAN 1 Manyar

TINGKATAN SABUK DALAM JUJITSU

Sebagaimana Beladiri lain, Jujitsu juga mempunyai tingkatan-tingkatan di dalamnya. Hal ini selain untuk menunjukkan tingkat keahlian juga memudahkan anggota Jujitsu untuk belajar, berlatih dan melatih sesuai Garis – Garis Besar Program Melatih yang telah ditetapkan. Berikut adalah tingkatan-tingkatan Sabuk yang digunakan dalam Jujitsu :

Sabuk Putih = Kyu VI (Roku-Kyu)

            *) sebelum KYU VI, siswa harus melewati tahap Tingkat Pemula, diberikan bekal dasar-dasar pengetahuan tentang IJI serta melakukan Raid Badge.

Sabuk Kuning = Kyu V (Go-Kyu)

Sabuk Hijau = Kyu IV (Yon-Kyu)

Sabuk Oranye = Kyu III (San-Kyu)

Sabuk Biru = Kyu II (Ni-Kyu)

Sabuk Coklat = Kyu I (Ik-Kyu)
Sabuk Hitam = Dan I (Sho-Dan)

Sabuk Hitam = Dan II (Ni-Dan)

Sabuk Hitam = Dan III (San-Dan)

Sabuk Hitam = Dan IV (Yon-Dan)

Sabuk Hitam = Dan V (Go-Dan)

Sabuk Merah-Putih = Dan VI (Roku-Dan)

Sabuk Merah-Putih = Dan VII (Shichi-Dan)

Sabuk Merah-Putih = Dan VIII (Hachi-Dan)

Sabuk Merah = Dan IX (Kyu-Dan)

Sabuk Merah = Dan X (Ju-Dan)

Kenaikan ke sabuk yang lebih tinggi harus menempuh proses ujian-ujian terlebih dahulu, baik ujian teknik Ju-Jitsu maupun fisik, ujian teori tentang Ju-Jitsu, serta pelantikan yang sarat dengan ujian mental.

Sumpah & Semboyan Jujitsu

Sumpah Jujitsu
1.    Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.    Taat pada Orang Tua
3.    Sanggup Menjaga nama baik Jujitsu
4.    Bersifat ksatria dan jujur
5.    Taat pada pelatih

Semboyan Jujitsu
1.    Berlatih Jujitsu demi kemanusiaan
2.    Tidak boleh sombong
3.    Membela yang lemah, berdiri di pihak yang benar
4.    Jujitsu digunakan hanya dalam keadaan terpaksa
5.    Dalam latihan tidak ada tawa dan tangis

Daftar Juara KJUO 4

JUARA UMUM : UNIV 45 SBY

1.    KUMITE PERORANGAN PUTRA
•    KELAS A :
JUARA I     : RANGGA (UNIVERSITAS 45)
JUARA II    : T. NIRVANA (UNIVERSITAS 45)
JUARA III    : ASHAR (SMP GEMA 45)

•    KELAS B :
JUARA I    : ILHAM P. (UNIVERSITAS 45)
JUARA II    : SUGENG (GRESIK I)
JUARA III     : EDO PRASETYA (MA’ARIF BLITAR)

•    KELAS C :
JUARA I    : M. EDI (UNIVERSITAS 45)
JUARA II    : SAPUTRA M. (UNIVERSITAS 45)
JUARA III     : BANGKIT (UNESA)

•    KELAS D :
JUARA I    : NURDIANTO (UNIVERSITAS 45)
JUARA II    : EKO WADI SUTRISNO (UNESA)
JUARA III    : BUDI PRASETYO (UNESA)

•    KELAS E :
JUARA I     : DEDY (SMK PGRI 6 SURABAYA)
JUARA II    : RICKY PRANATA (UNTAR JAKARTA)
JUARA III    : HARDIANTO (TARUNA)

•    KELAS F :
JUARA I    : ARIS YUNIANTO (NGAWI)
JUARA II    : ASHADI (GAMA BANYUWANGI)
JUARA III    : AHMAD RITAUDDIN (UNESA)

•    KELAS G :
JUARA I    : MAULANA N. (GRESIK I)
JUARA II    : RACHMAD YULIANTO (STESIA SURABAYA)
JUARA III    : EKO SUWITO (PAMA KUKAR KALTIM)

2.    KUMITE PERORANGAN PUTRI
o    KELAS A :
JUARA I    : LARAS CITRA (UNIVERSITAS 45)
JUARA II    : PUTRI A. (UNIVERSITAS 45)
JUARA III    : PUTRI TREBEL (SMKN 10)


o    KELAS B :
JUARA I    : YUSTIANA (UNESA)
JUARA II    : ELVI YULIANA (UNIVERSITAS 45)
JUARA III    : HUSNIATI (SD MUJAHIDIN I)

o    KELAS C :
JUARA I    : YETI M. (SMKN 10 SURABAYA)
JUARA II    : PUSPHAYATI (STIKOM SURABAYA)
JUARA III    : RIZKY DESY W. (GRESIK I)

o    KELAS D :
JUARA I    : R. MUNDI P. (UNIVERSITAS 45)
JUARA II    : RINI NOVIANTI (SMKN 10)
JUARA III    : MUTIARA CAHYANI (UPN VETERAN JAKARTA)

o    KELAS E :
JUARA I    : SEPTY RIZQIA (UNESA)
JUARA II    : FEBRINA (UNTAR JAKARTA)
JUARA III    : ADE DEVI (SMKN 10)

o    KELAS F :
JUARA I    : LESTYRA (UNIVERSITAS 45)
JUARA II    : PRITA YULIA (UNIVERSITAS 45)
JUARA III    : DEFI (NGAWI)

3.    KUMITE JUNIOR PUTRA
    KELAS A :
JUARA I     : FAPRIAN (BRIMOB)
JUARA II    : AZRIL WIRA K. (SD MUJAHIDIN)
JUARA III    : LUTFI KUSUMA (NGAWI)

    KELAS B :
JUARA I    : ROIS YULIANTO (PAWIYATAN)
JUARA II    : DWIKI RAMADHANI (UNIVERSITAS 45)
JUARA III    : ADE DWI S. B. (SMK TARUNA)

    KELAS C :
JUARA I    : DIDIT YANU (SMPN 3 PARE)
JUARA II    : IQBAL TAUFAN (UNIVERSITAS 45)
JUARA III    : FIRMAN W (SMPN 3 PARE)

4.    KUMITE JUNIOR PUTRI
    KELAS A :
JUARA I    : CHIQUITA NABILA (BRIMOB)
JUARA II    : MAULIA (TRIMURTI)
JUARA III    : LAILY (SDN WONOKUSUMO 5)

    KELAS B :
JUARA I    :ROSYIDA DINI F. (SD MUJAHIDIN 2)
JUARA II    : ANISSA S. (SD WONOKUSUMO 5)
JUARA III    : VEGA ANISA AWI (SD MUJAHIDIN 2)

    KELAS C :
JUARA I    : ELIZABETH (DHARMA WANITA)
JUARA II    : PUTRI RETNO K. (SMPN 3 PARE)
JUARA III    : DAULIKA RETNO K. (SMPN 3 PARE)

5.    LOMBA DEMO
JUARA I    : MA’ARIF BLITAR
JUARA II    : SMAN 70 BULUNGAN JAKARTA
JUARA III     : UNESA

6.    SPESIAL FIGHT
    KELAS A :
JUARA I    : DEDI KAMBALI (SMK PGRI 6 SURABAYA)
JUARA II    : SUNOTO (UMSIDA)
JUARA III    : BAYU NUGRAHA (STIKES YARSIS)

    KELAS B :
JUARA I    : YULI (UNTAG)
JUARA II    : ADITYO BUDI (SPIDER ACADEMY)
JUARA III    : HOKY J. (SYNERGY SURABAYA)

7.    KUMITE BEREGU PUTRA
JUARA I     : STIESIA SURABAYA
JUARA II     : UNIVERSITAS 45
JUARA III    : UNESA

8.    KUMITE BEREGU PUTRI
JUARA I    : UNIVERSITAS 45
JUARA II    : UNESA
JUARA III    : SMAN 70 JAKARTA

9.    JUJITSAN TERBAIK PUTRA : DEDY KAMBALI (SMK PGRI 6 SURABAYA)

10.    JUJITSAN PUTRI TERBAIK : FEBRIANI (UNTAR JAKARTA)

SEJARAH PERKEMBANGAN JU-JITSU DI GRESIK



Institut Ju-Jitsu Indonesia (IJI) Cabang Gresik dibawa oleh Kahar Guntoro (DAN III) pada tahun 1991 atas nama cabang Surabaya. Namun sebelum dikukuhkan menjadi salah satu cabang Ju-Jitsu di kota Gresik masih berstatuskan independent atau hanya sekedar meminjam tempat latihan. Perjalanan Ju-Jitsu Gresik dapat dikatakan gampang-gampang susah, hal itu disebabkan oleh status tersebut. Akan tetapi semua itu tidak menjadi suatu masalah yang berat dan rumit bagi para Ju-Jitsan saat itu.
Ju-Jitsan pertama di Gresik saat ini yang tersisa adalah oleh Dody Ibrahim (DAN I), Husni Said, S.E. (DAN I), Selamet, Amd (DAN I), Hilmi Ryzal (DAN I), Suryono (DAN I), Sarwo (DAN I), Gufron (DAN I), Farid (DAN I) Mereka adalah murid-murid atau anak didik Ju-Jitsu dari Kahar Guntoro (DAN IV).
Pada masa-masa latihan yang mereka lakukan, tidak seperti masa sekarang. Tetapi mirip dengan sekolah militer bagi mereka. Dan apa boleh buat, bila memang sudah menjadi jodohnya, takkan lari gunung dikejar. Semangat pun berlatih masih terus membara dalam diri mereka hingga sekarang.
Tahun 1994, kepemimpinan Kahar Guntoro digantikan oleh (Alm) Ibnu Teguh Santoso, S.H. (DAN II). Suasana mulai berubah. Dulu latihan yang hanya terpatok dalam hal fisik dan materi, kini pada masa kepemimpinan (Alm) Ibnu Teguh Santoso, S.H., Ju-Jitsu Gresik berkembang pesat dikarenakan karena lebih terimbangi pada keorganisasian. Pada saat-saat itu pula dojo Ju-Jitsu di Gresik yang dulunya hanya ada di SMA Semen Gresik. Pun berkembang. Mulai dari SMK Semen Gresik, SMAN 1 Gresik, SMAN 1 Manyar, SMAN 1 Cerme, SMAN 1 Kebomas, SMPN 1 Bungah, SMA NU 1 Gresik, SDN Sidokumpul 2 Gresik, SD Petro Kimia Gresik, dan dojo Ponpes Hidayatullah Manyar. Dan Ju-Jitsan pun bertambah seiring dengan bertambahnya Dojo-Dojo tersebut.
Sebagai langkah-langkah dalam meningkatkan kemantapan dan kemandirian pengurus, Ju-Jitsu Gresik pun menggalang kegiatannya mulai dari tahun 1994, antara lain:

1.Gashuku diadakan setiap tahun.

2.Program beasiswa bagi keluarga Ju-Jitsan yang kurang mampu, dan Ju-Jitsan yang berprestasi dalam bidang akademik, dan diadakan tiap tahun.

3.Kejuaraan Ju-Jitsu Kepala Sekolah SMPN 1 Gresik Cup I, tanggal 1 November 1998 (Juara Umum dari Dojo SMAN 1 Gresik).

4.Ceramah ilmiah dengan tema “Menyikapi Bahaya Narkoba dan Perkelahian Antar Pelajar”,tahun 2000.

5.Kejuaraan Ju-Jitsu Kepala Sekolah SLTPN 1 Cup II, tanggal 30 September 2000 (Juara Umum dari Dojo SMP N 1 Gresik).

6.Kejuaraan Ju-Jitsu Kepala Dinas P&K Kab. Gresik Cup I, tanggal 6 Agustus 2001 (Juara Umum dari Dojo SMAN 1 Gresik).

7.Ceramah ilmiah dengan tema “Menyikapi Pergaulan Bebas di Kalangan Pelajar”, tahun 2002.

8.Kejuaraan Ju-Jitsu Bupati Kab. Gresik Cup, tanggal 18 Agustus 2002 (Juara Umum dari Dojo SMAN 1 Gresik).

9.Kejuaraan Ju-Jitsu Kepala Dinas P & K Kab. Gresik Cup II, tanggal 5 Oktober 2003(Juara Umum dari Dojo SMAN 1 Cerme.

10.Kejuaraan Ju-Jitsu Bupati Kab. Gresik Cup, tanggal 12 Maret 2005 (Juara Umum dari Dojo SMAN 1 Cerme).

11.Kejuaraan Ju-Jitsu Kepala Dinas P & K Kab. Gresik Cup, tanggal 12 Maret 2006 (Juara Umum dari Dojo SMAN 1 Manyar).

12.Seminar Remaja dengan tema “Knowing Your Sex” pada Januari 2007.

13.Kejuaraan Ju-Jitsu Bupati Kab.Gresik Cup, tanggal 18 Maret 2007 (Juara Umum dari Dojo SMAN 1 Gresik).

14.Kejuaraan Ju-Jitsu Kepala DPRD Gresik Cup, tanggal 20 Januari 2008 (Juara Umum dari Dojo SMPN 1 Bungah).

Dari rangkuman diatas adalah sebagian kegiatan-kegiatan Ju-Jitsu Gresik yang telah terealisasikan atas usaha dan kerja keras para pelopor Ju-Jitsu Gresik selama ini. Dan pada tahun 2002, nama Ju-jitsu Gresik berubah menjadi Ju-Jitsu Cabang Gresik. Disaat itu pula Pemkab Gresik menyarankan, agar Organisasi Ju-Jitsu Cabang Gresik ikut serta dalam keanggotaan KONI Gresik. Lamanya perjuangan demi mewujudkan menjadi suatu cabang di kota Gresik sendiri yang dulu tak pernah terpikirkan, kini telah menjadi Setelah suatu gebrakan yang dibuat oleh Dody Ibrahim A, dkk. Dan kita, sebagai Ju-Jitsan penerus, tetaplah menjaga semangat yang telah dirintis oleh para senior pendahulu, dalam latihan maupun dalam keorganisasian. Demi kemakmuran dan ketentraman bersama, tanpa terlepas dari Sumpah & Semboyan JU-JITSU dalam menjalankan dan mewujudkannya.

SEJARAH PERKEMBANGAN JU-JITSU DI INDONESIA




Beladiri Ju-Jitsu, khusus KYUSHIN-RYU masuk ke Indonesia pada saat sekitar pergolakan Perang Dunia II yaitu pada waktu Jepang masuk ke Indonesia (1942) yang dibawa oleh seorang tentara Jepang yang bernama ISHIKAWA. Ishikawa yang mem-pelajari teknik-teknik Ju-Jitsu dari aliran KYUSHIN-RYU, sehingga nantinya di Indonesia terkenal dengan beladiri Ju-Jitsu aliran I KYUSHIN-RYU (ISHIKAWA KYUSHIN-RYU).
Ishikawa mewariskan ilmunya kepada R. SOETOPO (Ponorogo). Kemudian R. Soetopo pun juga menurunkan ilmunya kepada Drs. Firman Sitompul (Guru Besar), Drs. Heru Noercahyo (DAN VIII), Drs. Bambang Supriyanto (DAN V), dan Irjen Pol. Yosua PM Sitompul, SH (DAN V). Beliau-beliau inilah yang berperan sebagai motor penggerak berkembangnya Ju-Jitsu di tanah air pada saat ini.
Ju-Jitsu di PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian), Institut Ju-Jitsu Indonesia (IJI) mulai menembus PTIK sejak tahun 1964, dengan alasan bahwa Ju-Jitsu bukan hanya menjaga kesegaran dan kebugaran tubuh agar tetap prima. Tetapi banyak unsur beladiri seperti Pukulan, Tendangan, Lemparan atau Bantingan dan Kuncian, yang bagi pihak Kepolisian bisa dijadikan medium untuk membela diri dan menumpas kejahatan.
Sejak tahun 1980-1981 berdiri yayasan Institut Ju-Jitsu Indonesia (IJI) yang dimotori oleh 4 (empat) orang pakar Ju-Jitsu, seperti Kol. Pol. Drs. Hutagaol, Irjen Pol. Drs. Yosua PM Sitompul, SH, Drs. Firman Sitompul, dan Drs. Heru Noercahyo. Yayasan Institut Ju-Jitsu Indonesia pengurus pusatnya berkedudukan di Jakarta.
Sejak Tahun 1980, Ju-Jitsu menjadi pelajaran/kuliah wajib bagi mahasiswa PTIK. Pada tahun 1981 diadakan beladiri Ju-Jitsu di PTIK Jakarta oleh pendekar-pendekar Ju-Jitsu Indonesia yang akhirnya mendapat penghargaan (pengakuan) dari Kedutaan Jepang di Jakarta.
Di PTIK (Pendidikan Lanjutan Per-wira Kepolisian/Lulusan Akademi Kepolisian yang berprestasi), beladiri Ju-Jitsu diajarkan sebagai mata kiliah wajib selain JUDO dan KARATE. Ju-Jitsu diikuti oleh seluruh mahasiswa PTIK selama satu setengah tahun (3 Semester) dan minimal harus mencapai sabuk coklat (KYU I). Mata kuliah beladiri di PTIK merupakan hal hal yang penting untuk dipelajari karena salah satu tugas Kepolisian sebagai pengayom dalam memberikan per-lindungan dan pelayanan kepada masyarakat bagi tegaknya peraturan perundang-undangan.


Institut Ju-Jitsu Indonesia saat ini berkembangan di tengah-tengah masyarakat pada umumnya maupun di sekolah-sekolah dasar hingga sekolah menengah serta Perguruan Tinggi.
TINGKATAN SABUK DALAM JU-JITSU
Warna sabuk atau ikat pinggang yang menunjukan tingkat keahlian dalam Ju-Jitsu sebagai berikut:
Sabuk Putih = Kyu VI (Roku-Kyu)
Sabuk Kuning = Kyu V (Go-Kyu)
Sabuk Hijau = Kyu IV (Yon-Kyu)
Sabuk Oranye = Kyu III (San-Kyu)
Sabuk Biru = Kyu II (Ni-Kyu)
Sabuk Coklat = Kyu I (Ik-Kyu)
Sabuk Hitam = Dan I (Sho-Dan)
Sabuk Hitam = Dan II (Ni-Dan)
Sabuk Hitam = Dan III (San-Dan)
Sabuk Hitam = Dan IV (Yon-Dan)
Sabuk Hitam = Dan V (Go-Dan)
Sabuk Merah-Putih = Dan VI (Roku-Dan)
Sabuk Merah-Putih = Dan VII (Shichi-Dan)
Sabuk Merah-Putih = Dan VIII (Hachi-Dan)
Sabuk Merah = Dan IX (Kyu-Dan)
Sabuk Merah = Dan X (Ju-Dan)
Pergantian sabuk dari yang satu ke sabuk yang lebih tinggi harus terlebih dahulu menenpuh proses ujian-ujian Ju-Jitsu baik ujian teknik Ju-Jitsu maupun fisik serta ujian teori tentang Ju-Jitsu.

SUMPAH JU-JITSU
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Taat pada orang tua
3. Sanggup menjaga nama baik Ju-Jitsu
4. Bersikap ksatria dan jujur
5. Taat pada pelatih

SEMBOYAN JU-JITSU
1. Berlatih Ju-Jitsu demi kemanusiaan
2. Tidak sombong
3. Melindungi yang lemah, berdiri dipihak yang benar
4. Ju-Jitsu digunakan hanya dalam keadaan terpaksa
5. Dalam latihan tidak ada tawa dan tangis

SEJARAH AWAL DAN PERKEMBANGAN JU-JITSU

Kalau dilihat sejarah perkembangan beladiri di dunia, maka pada mula pertama cara perkelahian yang dilakukan oleh manusia dahulu kala masih sangat primitif, tidak mengenal aturan-aturan teknik sama sekali. Karena tujuan akhir dari cara berkelahi dari jaman primitif itu adalah mengalahkan lawan dengan segala cara agar lawan dapat dikuasai atau dibunuh.
Cara berkelahi primitif itu dari jaman ke jaman berangsur-angsur berubah karena pengaruh kebudayaan manusia, letak geografis, dan kepandai-an manusia. Dari tahun ke tahun bentuk perkelahian itu berkembang sehingga tiap-tiap bentuk perkelahian itu makin lama makin sempurna dan akhirnya mempunyai metode/cara yang teratur dan sistematis untuk dipelajari.
Menurut catatan literatur kuno di Jepang cara berkelahi yang tertua adalah SUMO atau gulat Jepang. Teknik-teknik membanting dalam Ju-Jitsu, karena secara umum teknik membanting dalam SUMO dipakai juga dalam Ju-Jitsu.
Pada tahun 230 BC, di Jepang yaitu pada saat pemerintah Kaisar Suinin telah ada suatu bentuk pertandingan adu kekuatan fisik dan kepada pemenangnya diberi hadiah. Dalam pertandingan itu telah dipakai teknik membanting dan menghimpit (menjepit) tubuh lawan, hal tersebut menunjukkan awal dari timbulnya teknik kuncian, walaupun masih dalam bentuk sederhana yaitu menindih.
Selanjutnya teknik membanting, mengunci, menendang, memukul, menangkis, itu berkembang terus dari tahun ke tahun di Jepang, tetapi saat itu teknik berkelahi Ju-Jitsu hanya dipelajari secara tertutup dan fanatik dikalangan masing-masing marga atau suku. Ketertutupan dan kerahasiaan cara belajar teknik Ju-Jitsu itu baru dapat diketahui untuk dipelajari secara terbuka pada saat jaman pemerintahan Pangeran Teijun tahun 850-880, dimana pada tahun-tahun tersebut telah mulai dibuka sekolah-sekolah Ju-Jitsu tetapi khusus hanya boleh dipelajari oleh orang-orang Jepang saja.
Menurut cerita legenda sekitar tahun 1300 dikenal seorang tokoh Ju-Jitsu di Jepang bernama AKIYAMA YOSHINTOKI, telah menciptakan teknik-teknik berkelahi yang hebat dan lebih maju bila dibandingkan dengan beladiri yang ada di Jepang saat itu. Sehingga tahun 1300 tersebut dipandang sebagai tahun kebangkitan Ju-Jitsu, walaupun sebenar-nya teknik-teknik Ju-Jitsu itu telah ada dan tumbuh bersamaan dengan tumbuh-nya teknik-teknik membanting dalam Sumo, tahun 230 BC.
Pada jaman Meiji Restorasi tahun 1868 Ju-Jitsu tumbuh dan berkembang dengan pesat di Jepang dan jaman tersebut boleh dikatakan sebagai jaman keemasan dan kejayaan Ju-Jitsu. Sekolah-sekolah Ju-Jitsu didirikan, yang paling terkenal sekolah Ju-Jitsu pada saat itu adalah TAKENOUCHI-RYU, SEKIGUCHI-RYU, YAGYU-RYU, YOSHIN-RYU, KITO-RYU, TENSHIN-SHINYO-RYU, DAITO-RYU, SHINKAGE-RYU, dan KYUSHIN-RYU, dimana sekolah-sekolah Ju-Jitsu tersebut kemudian dipakai sebagai nama aliran dari masing-masing perkumpulan Ju-Jitsu.
Disamping kesembilan sekolah Ju-Jitsu yang terkenal itu masih banyak sekolah-sekolah Ju-Jitsu yang lain dengan inti gerakan yang berbeda-beda tiap-tiap sekolah.
Akhirnya dari sekolah-sekolah/ aliran-aliran Ju-Jitsu yang ada itu membentuk wujud baru dan melahirkan beladiri yang baru, sebagai contoh beladiri baru yang lahir dari Ju-Jitsu adalah JUDO, AIKIDO, HAPKIDO. Walaupun banyak beladiri baru yang lahir derasal dari Ju-Jitsu, tetapi masih banyak teknik-teknik yang tidak ada/tidak dimiliki beladiri tersebut, misalnya teknik-teknik membanting yang diangap berbahaya, teknik penggunaan pukulan tenaga dalam, teknik memainkan tongkat, pedang, senjata pisau lempar, rantai atau ikat pinggang, tongkat Yawaree dan teknik tendangan-tendangan terbang loncat ke udara.
Untuk mengetahui kemampuan dan tingkat keahlian seorang siswa Ju-Jitsu yang berlatih formal dalam suatu perguruan Ju-Jitsu dinyatakan dengan ikat pinggang yang dipakai oleh siswa Ju-jitsu tersebut.
JU-JITSU SEBAGAI INDUK DARI BELADIRI JUDO, AIKIDO, DAN HAPKIDO
Menurut catatan sejarah dan literatur kuno, Ju-Jitsu merupakan suatu beladiri berasal dari jepang yang sudah amat tua sekali umurnya, bila dibanding kan dengan beladiri Judo, Aikido, Hapkido dan Karate.
Pada sekitar tahun 1300 Ju-Jitsu sudah jadi suatu beladiri yang populer di Jepang, walaupun masih dipelajari dikalangan terbatas.
Jaman Meiji Restorasi di Jepang merupakan jaman perkembangan Ju-Jitsu yang pesat dan saat itu banyak berdiri sekolah-sekolah Ju-Jitsu. Ditengah-tengah masa kejayaan beladiri Ju-Jitsu tersebutlah muncul seorang pemuda Jepang bernama JIGORO KANO, yang dengan tekun mempelajari teknik-teknik Ju-Jitsu dari dua macam aliran.
Setelah Jigoro pandai dalam teknik-teknik Ju-Jitsu aliran KITO-RYU dan TENSHIN-SHINYO- RYU, diciptakanlah suatu bentuk beladiri baru pada tahun 1882 yang menitik beratkan pada inti gerakan membanting dan mengunci dan beladiri baru tersebut dinamakan beladiri JUDO.
Pada tahun 1901 muncul lagi seorang pemuda Jepang yang berbakat bernama MOREHEI UYESHIBA yang dengan tekun mempelajari teknik-teknik
Ju-Jitsu aliran KITO-RYU, DAITO-RYU, dan SHINKAGE-RYU. Dari ketiga aliran Ju-Jitsu yang ia pelajari tersebut pemuda Morehai Uyeshiba menciptakan suatu bentuk beladiri baru yang ia namakan AIKIDO, pada tahun 1925.
Beladiri Aikido menitikberat-kan pada gerakan membanting dan mengunci, tetapi gerakannya lebih halus dari pada Judo.
Hampir bersamaan dengan waktu pemuda Morehei belajar Ju-Jitsu, datang dari Korea seorang pemuda lain yang bernama YANG SHUL CHOI untuk belajar Ju-Jitsu di Jepang. Pemuda tesebut dengan tekun belajar teknik-teknik Ju-Jitsu dari aliran DAITO-RYU, setelah pandai ia pulang kembali ke Korea.
Setelah itu Yang Shul Choi berada di Korea, timbul ide untuk menggabungkan beladiri Ju-Jitsu aliran Daito-Ryu dengan beladiri asli Korea bernama TANG-SO-DO. Dari hasil penggabungan tersebut lahirlah bentuk beladiri baru bernama HAPKIDO, tahun 1945 dengan pendirinya Yang Shul Choi.